Memilih teman dan lingkungan pergaulan yang baik adalah salah satu bekal terpenting bagi anak. Dalam Islam, pergaulan memiliki pengaruh besar terhadap karakter dan keimanan seseorang. Rasulullah SAW bahkan mengibaratkan teman bagaikan penjual minyak wangi atau pandai besi, yang aromanya akan mempengaruhi kita. Namun, sebagai orang tua, tantangannya adalah bagaimana menjaga anak dari pergaulan yang salah tanpa harus mengekang mereka terlalu keras.
Bahaya Pergaulan Bebas
Lingkungan pergaulan yang tidak sehat dapat membawa dampak buruk, seperti menjerumuskan anak pada perilaku negatif, menjauhkan mereka dari agama, dan merusak akhlak. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.'” (QS. Al-Furqan: 27)
Ayat ini menggambarkan penyesalan seseorang di hari kiamat karena memilih teman yang salah. Oleh karena itu, tugas orang tua adalah membimbing anak agar tidak menyesal di kemudian hari.
Tiga Kunci Mendidik Anak Agar Bijak Bergaul
- Jadilah Sahabat bagi Anak: Pondasi terbaik adalah membangun komunikasi yang terbuka dan jujur. Jadilah tempat cerita utama bagi anak. Dengan demikian, mereka tidak akan sungkan bercerita tentang teman-temannya, dan kita bisa memberikan nasihat dari posisi sebagai teman.
- Kenalkan Lingkungan Positif: Alih-alih melarang tanpa alasan, arahkan anak pada lingkungan yang positif. Ajak mereka berpartisipasi dalam kegiatan di masjid, mengikuti ekstrakurikuler di sekolah yang sejalan dengan nilai-nilai agama, atau bergabung dengan komunitas yang baik. Dengan sendirinya, mereka akan menemukan teman-teman yang memiliki kesamaan yang sama.
- Ajarkan Memilih Teman yang Baik: Berikan pemahaman kepada anak tentang kriteria teman yang baik menurut Islam. Teman yang baik adalah yang mengingatkan kita kepada Allah, mengajak pada kebaikan, dan menjauhkan kita dari kemaksiatan. Biarkan mereka membuat keputusan sendiri, namun dengan panduan yang telah kita berikan. Cara ini akan melatih mereka untuk menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab atas pilihannya.
Dengan cara ini, kita tidak mengekang anak, melainkan membekali mereka dengan “kompas” moral yang akan memandu mereka dalam setiap langkah, termasuk dalam memilih pergaulan. Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan bijak dalam setiap keputusannya.
Penulis: Indra Rizki