Sumber: istockphoto.com
Aqiqah sering diartikan sebagai tradisi menyembelih hewan pada hari ke-7 setelah kelahiran anak. Meskipun demikian, praktik ini memiliki makna filosofis yang mendalam dan nilai-nilai spiritual yang kaya. Aqiqah bukan hanya suatu upacara ritual; tetapi juga bukti rasa syukur, komitmen sosial, dan pengakuan atas tanggung jawab besar sebagai orang tua.
- Makna Aqiqah Sebagai Wujud Syukur
Tujuan utama aqiqah adalah untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada Allah atas kelahiran seorang anak. Menyembelih hewan dan berbagi daging dengan orang lain adalah dua contoh amal nyata yang dapat dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur dalam Islam.
Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (kelahirannya), diberi nama, dan dicukur rambutnya.”
(HR. Abu Dawud no. 2838, Tirmidzi no. 1522)
Hadis ini menekankan hubungan antara kelahiran anak, penyembelihan (sebagai bentuk rasa syukur), serta pemberian nama dan pencukuran rambut yang sarat akan makna.
- Filosofi Pengorbanan dalam Aqiqah
Aqiqah adalah simbol pengorbanan, seperti halnya qurban pada Idul Adha. Orang tua rela menyembelih hewan sebagai bentuk komitmen spiritual dan kasih sayang kepada anak mereka. Penyembelihan hewan juga dapat ditafsirkan secara simbolik sebagai cara bagi anak untuk memulai hidup baru dengan keberkahan dan menghindari gangguan.
- Aqiqah dan Kepedulian Sosial
Daging Aqiqah dianjurkan untuk dibagikan daging aqiqah kepada tetangga, kerabat, dan fakir miskin. H al ini menjadikan aqiqah menjadi cara untuk berbagi rezeki dan meningkatkan ikatan sosial. Di sini, aspek kemanusiaan dan sosial Islam benar-benar nyata.
Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah berkata,
“Aqiqah adalah bentuk pendekatan diri kepada Allah dan sedekah atas nama anak, sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan memohon keselamatan baginya.”
(Tuhfatul Maudud oleh Ibn Qayyim)
- Aqiqah sebagai Pengingat Amanah
Aqiqah juga menandai dimulainya tanggung jawab besar orang tua untuk mendidik, menafkahi, dan membesarkan anak. Aqiqah mengingatkan kita bahwa anak bukan hanya anugerah, tetapi juga amanah yang harus dijaga.
Allah SWT berfirman dalam Qs. At-Tahrim ayat 6:
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
- Aqiqah Menghidupkan Sunnah Rasulullah
Melakukan aqiqah adalah salah satu cara untuk mengikuti sunnah Nabi SAW. Rasulullah SAW melakukan aqiqah untuk cucu-cucunya, Hasan dan Husain.
“Rasulullah SAW menyembelih dua kambing untuk Hasan dan dua kambing untuk Husain.”
(HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Kesimpulan: Aqiqah, Ibadah yang Sarat Makna
Aqiqah adalah tradisi yang memiliki nilai spiritual, sosial, dan edukatif. Umat Islam diajak untuk mensyukuri nikmat, bersatu, memperkuat persaudaraan, dan menyadari amanah besar dalam mendidik anak melalui aqiqah. Akibatnya, aqiqah harus dilakukan dengan niat yang tulus dan pemahaman yang mendalam daripada hanya melakukan ritual formal.
Penulis: Silmi Fitriani
Website : Aqiqah Al Hilal