Bolehkah Ibu Hamil di Trimester Dua Berpuasa?

Bolehkah Ibu Hamil di Trimester Dua Berpuasa?

Bolehkah Ibu Hamil di Trimester Dua Berpuasa?

Sumber gambar : Klikdokter.com

Bunda, trimester kedua menjadi masa kehamilan yang disebut-sebut palinng aman. Namun, hal tersebut tetap menjadi pertanyaan yang sering muncul dari ibu hamil yang telah memasuki trimester kehamilan ini. Lantas, bolehkah ibu hamil di trimester kedua berpuasa? Simak penjelasan berikut.

Berpuasa saat Hamil di Trimester Dua, Apakah Aman?

Selama bulan Ramadhan, seluruh umat Muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Namun, Islam selalu memudahkan setiap umatnya, salah satunya bagi ibu yang sedang mengandung. Ibu hamil diberikan kelonggaran untuk tidak menjalankan puasa guna memenuhi kebutuhan nutrisi untuk dirinya dan juga bayi yang berada dalam kandungannya.

Dikutip dari laman KlikDokter yang mengungkap bahwa beberapa studi pernah menyebutkan, ibu hamil yang memasuki trimester pertama memiliki resiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah apabila ia memaksakan diri untuk berpuasa.

Meskipun demikian, apakah ibu hamil yang sudah memasuki trimester kedua diperbolehkan untuk berpuasa?

Ibu Hamil di Trimester Dua Berpuasa, Berbahayakah Bagi Janin?

Hasil studi The Journal of Nutrition yang menunjukkan bahwa puasa saat ibu hamil di trimester kedua bisa menimbulkan risiko kelahiran premature. Nathalie Auger dan tim dari University of Montreal Hospital Research Centre di Kanada mencari tahu hubungan antara puasa Ramadan selama hamil dan risiko melahirkan prematur pada wanita Arab. Tingkat kelahiran prematur dapat dikategorikan berdasarkan usia kehamilan.

Ada prematur ekstrem (extreme) yang lahir pada usia kehamilan 22 hingga 27 minggu, sangat prematur (very) lahir pada usia kehamilan 28-31 minggu, dan prematur terlambat (preterm) di usia kehamilan 32-36 minggu.

Para peneliti pun menganalisis lebih dari 3 juta kelahiran di Quebec, Kanada. Mereka menemukan ibu hamil yang puasa saat trimester dua berisiko 35 persen lebih besar untuk melahirkan very prematur. Risiko tersebut berlaku bila dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak berpuasa.

Risiko melahirkan prematur ini bisa meningkat apabila ibu hamil berpuasa saat usia kehamilan 22-27 minggu atau akhir trimester dua.

Meskipun demikian, peneliti tidak dapat memastikan apakah semua wanita yang diteliti ikut berpuasa.

Dari hasil penelitian tersebut, dikatakan bahwa risiko kelahiran prematur terjadi karena kebutuhan energi ibu saat hamil trimester dua meningkat, kira-kira bertambah 340 kilokalori per hari. Jika Bunda tidak bisa memenuhi kebutuhan energi saat hamil, risiko kelahiran prematur kemungkinan bisa saja terjadi.

Menanggapi hal tersebut, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti mengatakan keputusan ibu hamil untuk ikut puasa bisa dilihat dari kondisi kesehatannya masing-masing. Sebab, setiap ibu hamil mempunyai kondisi yang berbeda. Trimester dua termasuk trimester yang ‘nyaman’ bagi banyak ibu hamil. Jadi, kalau memang kondisi ibu dan janin sehat, kemungkinan bisa menjalani ibadah puasa denga naman.

Akan tetapi, Bunda tetap harus bisa memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan saat sahur dan berbuka. Bagi kebutuhan kalori harian ke dalam sesi makan saat sahur dan berbuka, juga penuhi kebutuhan cairan.

Alangkah baiknya, jika Bunda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter kandungan untuk memeriksa kesehatan diri dan janinnya. Jika Bunda mempunyai riwayat penyakit yang berisiko memengaruhi kondisi kehamilan, maka ibadah puasa tahun ini sebaiknya tidak dilakukan.

Tips Agar Ibu Hamil tetap Aman dan Sehat Saat Berpuasa

Apabila kondisi ibu sehat dan yakin kebutuhan asupan nutrisi janin selama kehamilan dapat terpenuhi, maka berpuasa boleh saja dilakukan. Ada beberapa tips penting yang bisa dilakukan untuk puasa saat hamil trimester dua, yaitu:

  1. Penuhi Kebutuhan Nutrisi

Di saat Bunda sahur dan berbuka puasa, Bunda wajib makan makanan bergizi seimbang. Pilihlah makanan yang mengenyangkan, seperti karbohidrat kompleks, sayuran, dan buah-buahan.

Dengan begitu, Bunda akan merasa kenyang lebih lama. Tak hanya itu saja, Bunda juga harus mengurangi mengonsumsi makanan kaleng atau kemasan. Sebab, makanan tersebut pada umumnya mengandung gula tambahan yang bisa membuat Bunda jadi lebih mudah haus dan lapar.

Supaya asupan nutrisi terpenuhi dengan baik, Bunda bisa minum susu khusus ibu hamil, di luaran sana banyak jenisnya dengan merk yang berbeda-beda. Minum saat sahur dan berbuka, agar kebutuhan gizi Bunda dan si kecil dalam kandungan tercukupi.

  1. Penuhi Kebutuhan Cairan

Dikutip dari laman KlikDokter, dr. Astrid Wulan menyampaikan bahwa, “Saat sahur dan buka, ibu hamil juga wajib memenuhi asupan cairan dalam tubuh. Bisa minum rumus 2-4-2 gelas selama puasa, yakni 2 gelas saat sahur, 4 gelas saat berbuka, dan 2 gelas sebelum tidur.”

  1. Istirahat yang Cukup

Ibu hamil diminta untuk mencukupi waktu istirahatnya. Alangkah baiknya, apabila Bunda menghindari melakukan pekerjaan rumah yang berat saat berpuasa.

Semakin sering beraktivitas, maka akan semakin lemah pula tubuh Bunda. Jangan sungkan meminta bantuan Ayah atau asisten rumah tangga untuk membantu membereskan pekerjaan rumah.

  1. Berbuka dengan yang Manis

Saat berbuka puasa, Bunda juga boleh mengonsumsi minuman atau makanan yang manis, seperti jus buah buatan sendiri atau buah kurma. Setelah itu, Bunda juga bisa melanjutkan dengan makanan pembuka, barulah masuk ke menu utama.

Jangan lupa, makan dengan lauk lengkap seperti sayur dan buah guna mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh Bunda dan si kecil. Jika Bunda ada pertanyaan seputar kehamilan, alangkah baiknya bila dikonsultasikan dengan dokter spesialis kandungan. Jangan lupa dijaga kesehatannya, ya Bunda!

Penulis : elis

Website : Aqiqah Al Hilal