Sesak nafas saat hamil merupakan hal yang umum terjadi sama seperti timbulnya gejala ngidam, mual, morning sickness dll. Biasanya kondisi ini ditenggarai oleh karena meningkatnya volume darah, lonjakan hormon progesteron atau kondisi rahim yang semakin membesar. Namun demikian, dalam beberapa kasus penyebab sesak napas saat hamil dapat pula mengindikasikan hal yang serius.
Banyak ibu hamil yang mengalami sesak nafas. Diperkirakan lebih dari setengah dari keseluruhan wanita hamil pernah mengalami hal tersebut. Risiko sesak nafas lebih besar pada ibu hamil bayi kembar ataupun yang mengalami kenaikan berat badan.
Selain mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, penting untuk mewaspadai tanda sesak nafas yang berbahaya.
Penyebab Sesak Nafas Saat Hamil
1. Kurangnya Asupan Zat Besi
Zat besi digunakan untuk membentuk hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke organ-organ dan jaringan. Ketika Anda hamil, tubuh Anda memproduksi persediaan darah tambahan untuk Anda dan bayi Anda. Tubuh akan membutuhkan zat besi ekstra untuk pembentukan persediaan darah tersebut dan juga untuk mendukung percepatan pertumbuhan bayi Anda.
Pada masa kehamilan akan terjadi peningkatan volume darah yang cukup signifikan. Bila hal ini tak diimbangi dengan asupan zat besi yang cukup, maka akan memicu terjadinya anemia. Lantas akan timbul sejumlah gejala seperti mudah lelah dan lemah, kulit tampak pucat, denyut jantung tidak teratur, pusing atau sakit kepala serta sesak napas.
Daging merah adalah salah satu sumber terbaik zat besi untuk ibu hamil. Hati binatang memiliki tingkat konsentrasi zat besi tertinggi, tapi karena mengandung jumlah vitamin A yang tidak aman, maka sebaiknya dihindari selama kehamilan. Jika makanan Anda tidak mengandung protein hewani, Anda bisa mendapatkan zat besi dari kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian.
Berikut adalah cara mendapatkan asupan zat besi yang optimal dari makanan yang Anda makan:
- Masak dalam panci besi. Makanan lembab dan asam seperti saus tomat, dapat menyerap zat besi dengan lebih baik lewat cara ini
- Hindari minum kopi dan teh dengan makanan. Mereka mengandung senyawa yang disebut fenol yang mengganggu penyerapan zat besi. (ide bagus untuk berhenti mengonsumsi kafein selama kehamilan.)
- Makan makanan yang kaya vitamin C (seperti jus jeruk, stroberi, atau brokoli), terutama ketika makan sayur yang mengandung besi seperti kacang, karena vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga enam kali
- Banyak makanan sehat mengandung “iron inhibitors” yang dapat mengurangi jumlah zat besi yang diserap tubuh pada makanan-makanan yang dimakan pada waktu yang sama. Phytates di biji-bijian dan kacang-kacangan, oksalat dalam makanan kedelai dan bayam, dan kalsium dalam produk susu adalah contoh inhibitor besi. Tidak perlu menghilangkan makanan ini dari makanan Anda. Cukup makan dengan menggunakan “iron enhancer” – makanan yang mengandung vitamin C atau sejumlah daging, unggas, atau ikan.
- Kalsium selain produk susu akan mengurangi penyerapan zat besi. Jadi jika Anda meminum suplemen kalsium atau antasida yang mengandung kalsium, makanlah di sela-sela waktu makan, bukan berbarengan dengan makanan.
2. Meningkatnya Volume Darah
Selama kehamilan, secara fisiologis akan terjadi peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester pertama hingga mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu. Peningkatan volume darah ini berfungsi sebagai media transportasi gizi dan oksigen untuk janin.
Namun disisi lainnya, kondisi ini dapat mengakibatkan peningkatan cardiac ouput yang berimbas pada beban kerja jantung yang semakin besar sehingga dapat menimbulkan keluhan sesak napas pada sebagian ibu hamil.
3. Rahim yang Semakin Membesar
Rahim yang semakin membesar seiring bertambahnya usia kehamilan dapat menyebabkan tekanan pada diafragma, yakni otot utama yang digunakan dalam proses menarik dan menghembuskan napas. Sebagai akibatnya, ibu hamil pun akan mengalami kesulitan bernapas. Namun biasanya kondisi ini akan mulai membaik beberapa minggu menjelang persalinan di saat bayi yang dikandung sudah mulai turun ke panggul.
4. Riwayat Asma
Gejala sesak napas yang dialami saat hamil bisa juga di picu oleh riwayat penyakit asma yang telah diderita sebelumnya. Bila tidak di kontrol dengan baik, serangan asma pada masa kehamilan ini dapat berdampak buruk pada ibu maupun janin yang dikandungnya.
Oleh karena itu, penting untuk menerapkan beberapa tindakan pencegahan. Misalnya dengan rutin memeriksakan kesehatan paru-paru setiap bulan, menghindari zat iritan atau alergen serta melindungi diri dari serangan flu. Untuk obat asma yang aman digunakan selama kehamilan dapat langsung dikonsultasikan pada dokter ahli.
5. Lonjakan Hormon Progesteron
Penyebab sesak napas saat hamil kerap ditenggarai pula oleh adanya lonjakan hormon progesteron. Kehadiran hormon progesteron sendiri selama kehamilan memegang peranan penting dalam menyokong dan mempertahankan kehamilan. Utamanya dalam mempromosikan relaksasi dan mempertahankan ketenangan uterus.
Lonjakan hormon progesteron selama kehamilan juga akan secara langsung memengaruhi dan menstimulasi pusat pernapasan di otak. Meski jumlah napas yang diambil per menit tidak banyak mengalami perubahan, namun jumlah oksigen yang dihirup dan karbon dioksida yang dihembuskan dalam setiap napas akan meningkat secara signifikan.
6. Retensi Air
Retensi air merupakan masalah umum yang kerap dialami oleh ibu hamil. Selain dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki dan bagian tubuh lainnya, retensi air selama kehamilan juga dapat memicu timbulnya gejala jantung berdebar dan kesulitan bernapas bila telah memengaruhi paru-paru dan rongga hidung.
Sebagai langkah pencegahan atau penanganan, batasi konsumsi garam dan kafein selama kehamilan. Kemudian terapkan gaya hidup aktif dengan rutin berolahraga, misal dengan berenang, berjalan santai atau bersepeda statis.
Baca Juga: Manfaat Buah Manggis Untuk Ibu Hamil Yang Wajib Diketahui
Cara Mengatasi Sesak Nafas Saat Hamil
Berikut beberapa cara yang dapat membantu ibu hamil bernafas lebih lega:
- Mengatur posisi duduk
Duduk tegak dan tarik bahu ke belakang. Posisi duduk ini akan memberikan ruang yang cukup untuk paru-paru mengambil oksigen yang diperlukan.
- Hindari terburu-buru
Meski ibu hamil bisa tetap aktif melakukan berbagai kegiatan. Hindari sikap terburu-buru saat beraktivitas dan jangan memaksakan diri.
- Luangkan waktu untuk rileks
Meski tidak mudah, ibu hamil yang mengalami sesak nafas disarankan meluangkan waktu untuk rileks. Ketegangan hanya akan memicu sesak nafas lebih terasa lagi. Jika perlu, waktu rileks sekaligus digunakan untuk beristirahat.
- Gunakan bantal tambahan
Jika sesak nafas dirasakan saat posisi tidur. Ibu hamil dapat menggunakan beberapa bantal tambahan yang menyangga bagian punggung.
- Berolahraga ringan
Berolahraga ringan saat hamil akan memberikan tubuh kesempatan mendapatkan oksigen lebih banyak. Olahraga ringan berarti ibu hamil masih dapat berbincang tanpa sesak nafas. Salah satu pilihan yaitu yoga khusus ibu hamil. Olahraga ini akan melatih pernapasan sekaligus peregangan yang dapat memperbaiki postur.
Waspada Tanda Bahaya Sesak Nafas
Meski tergolong normal, penting untuk mengetahui kondisi sesak nafas saat hamil yang dianggap berbahaya. Ibu hamil dengan penyakit asma, disarankan sejak awal berkonsultasi dengan dokter dengan kondisi tersebut
Waspada jika ibu hamil mengalami kondisi di bawah ini:
- Sesak nafas yang diiringi dengan detak jantung yang cepat
- Sesak nafas dengan bibir, jari tangan, atau jari kaki yang berwarna pucat atau biru.
- Sesak nafas diiringi batuk yang terus menerus dengan demam, menggigil, atau batuk darah.
- Sesak nafas dengan nyeri dada. Selain itu sesak nafas saat berbaring atau terjadi pada malam hari juga harus diwaspadai.
- Sesak nafas berat, bahkan diikuti dengan hilang kesadaran setelah melakukan kegiatan yang melelahkan.
Gejala-gejala tersebut di atas dapat terjadi secara tiba-tiba atau memburuk dengan cepat. Segera konsultasikan dengan dokter atau rumah sakit terdekat. Jika Anda mengalami sesak nafas saat hamil muda, jangan pernah ragu menyampaikan keluhan kepada dokter kandungan Anda.