Aqiqah Al Hilal – Tuberkulosis (TBC), yang saat ini lebih dikenal sebagai TB, merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui droplet yang terlepas saat pasien TB batuk atau bersin tanpa menutup mulut dan hidung.
Droplet ini juga dapat tersebar ketika seseorang yang terinfeksi TB membuang dahak secara sembarangan. Saat droplet tersebar di udara, siapa pun yang berada di sekitarnya berisiko menghirupnya.
Anak-anak di bawah usia 5 tahun, terutama balita, rentan terkena infeksi TB dari orang dewasa yang telah terinfeksi terlebih dahulu. Ini disebabkan karena anak-anak sering berinteraksi dekat dengan lebih banyak orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari mereka.
TBC pada orang dewasa seringkali tidak terdiagnosis dengan benar karena gejalanya yang tidak jelas, sehingga seseorang mungkin terlihat sehat tanpa menunjukkan tanda-tanda penyakit TBC.
Bakteri penyebab TBC dapat menular kepada anak-anak ketika mereka berada di dekat orang dewasa yang terinfeksi TBC dan melakukan tindakan seperti bersin atau batuk, bahkan berbicara dalam jarak dekat tanpa menggunakan masker. Oleh karena itu, anak-anak lebih rentan terpapar TBC di rumah atau lingkungan sekitar mereka.
Faktor risiko TBC pada anak
- Status gizi
- Riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi tbc
- Usia saat imunisasi bcg diberikan
- Sanitasi lingkungan
- Masalah malnutrisi.
Namun, salah satu faktor risiko yang mungkin kurang diperhatikan yaitu polusi udara, baik di dalam maupun di luar ruangan. Jika ada orang dewasa di sekitar anak yang menderita TBC dan terpapar polusi udara, risiko penularan semakin tinggi.
Penelitian pada tahun 2021 menunjukkan bahwa polusi udara dalam ruangan, termasuk asap rokok, dapat meningkatkan risiko infeksi TBC laten pada anak-anak yang tinggal bersama pasien TBC aktif.
Bakteri TBC lebih mudah menyebar di lingkungan tertutup dengan sirkulasi udara yang buruk. Dalam kondisi tersebut, bakteri TBC dapat bertahan di udara selama beberapa jam.
Peningkatan polusi udara luar ruangan juga memperburuk penyebaran TBC. Paparan polusi jangka panjang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anak, memudahkan masuknya infeksi, dan menyebabkan peradangan serta penurunan fungsi paru-paru.
TBC berpotensi berbahaya pada anak-anak karena dapat menyebabkan masalah pernapasan dan bahkan menjadi penyakit yang mematikan. Selain menyerang paru-paru, TBC juga dapat menginfeksi organ lain seperti selaput otak, kelenjar getah bening, mata, ginjal, jantung, hati, usus, dan kulit.
Gejala TBC pada anak dapat berupa penurunan nafsu makan, demam berkepanjangan, batuk yang tidak kunjung sembuh, penurunan berat badan, dan penurunan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Upaya Pencegahan TBC pada Anak
Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala TBC pada anak, karena penyakit ini seringkali sulit dideteksi. Diagnosis TBC pada anak memerlukan pemeriksaan pendukung seperti tes tuberkulin (uji Mantoux) atau foto toraks untuk memastikan diagnosis yang akurat. Langkah-langkah pencegahan TBC meliputi:
- Melengkapi imunisasi BCG
- Menghindari sumber penularan dengan membatasi kontak antara anak-anak dan pasien TB
- Meningkatkan imunitas tubuh anak melalui gizi seimbang
- Menjaga kebersihan udara dalam rumah
- Menghindari paparan polusi udara.
Dalam kasus terpapar TBC, pengobatan harus segera dimulai dan dijalani dengan konsisten. Pencegahan TBC melibatkan kerjasama antara orang tua, tenaga medis dan lingkungan yang bersih dan sehat untuk melindungi anak-anak dari risiko penyakit ini.
Sumber: Alodokter
Penulis; Aisyah