Sumber foto: google.com
AQIQAH AL HILAL – Aqiqah adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran anak. Ibadah ini dilakukan dengan menyembelih hewan dan biasanya disertai dengan pemberian nama dan mencukur rambut bayi. Sebagai suri teladan umat Muslim, Rasulullah SAW pun telah menunjukkan bagaimana pelaksanaan aqiqah yang benar dan penuh makna.
Lantas, bagaimana pelaksanaan Aqiqah menurut Rasulullah SAW?
Aqiqah dalam Syariat Islam
Secara bahasa, aqiqah berarti memotong. Secara istilah, aqiqah adalah penyembelihan hewan (kambing atau domba) sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran seorang anak. Aqiqah ini dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran anak, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Contoh Aqiqah dari Rasulullah SAW
Rasulullah SAW bukan hanya memerintahkan, tetapi juga mengamalkan langsung ibadah aqiqah. Beberapa hadis menunjukkan bagaimana beliau melaksanakan aqiqah, di antaranya:
“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, yang disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur rambutnya dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Dalam hadis lain disebutkan bahwa:
“Rasulullah SAW mengaqiqahi Hasan dan Husain dengan masing-masing satu ekor kambing.” (HR. Abu Dawud)
Praktik Aqiqah oleh Rasulullah SAW
- Waktu Pelaksanaan
Rasulullah SAW menganjurkan aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran. Jika tidak bisa, maka boleh pada hari ke-14 atau ke-21, atau kapan saja ketika mampu.
- Jumlah Hewan
- Untuk anak laki-laki: dua ekor kambing.
- Untuk anak perempuan: satu ekor kambing.
Namun, dalam kondisi tertentu, satu ekor pun dibolehkan untuk anak laki-laki jika tidak mampu, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW untuk Hasan dan Husain.
- Pencukuran Rambut dan Pemberian Nama
Rasulullah SAW juga mencukur rambut cucunya dan memberi nama mereka pada hari ketujuh. Rambut yang dicukur kemudian ditimbang dan seberat rambut itu disedekahkan dalam bentuk emas atau perak.
- Pembagian Daging Aqiqah
Daging aqiqah boleh dimasak terlebih dahulu dan dibagikan kepada kerabat dan tetangga. Tidak seperti qurban, tulang-tulangnya tidak harus dijaga utuh atau khusus dalam pembagiannya.
Wallahu’alam bishawab.
Cara Rasulullah SAW dalam melaksanakan aqiqah sangat sederhana namun penuh makna. Beliau menunjukkan bahwa aqiqah bukan hanya ritual penyembelihan, tetapi juga momentum untuk berbagi, menebarkan syukur, dan menyambut anggota baru dalam keluarga Muslim.
Sebagai umatnya, mari meneladani sunnah Rasulullah SAW dalam melaksanakan aqiqah dengan niat yang tulus, tata cara yang benar, dan semangat berbagi kepada sesame! Semoga artikel ini bermanfaat bagi Ayah/Bunda.
PENULIS: NAFISAH SAMRATUL F.
📱Info Pemesanan Aqiqah Al Hilal 🔽🔽🔽
CS WA Gegerkalong, Cilame 0812 2242 9223
CS WA Cibiru dan Jalan Golf 0877 0034 7724
CS WA Luar Bandung 0811 2233 1008
Aqiqah Al Hilal, Dobel Pahalanya Soleh Anaknya 💚