Sumber foto: google.com
AQIQAH AL HILAL – Dalam era media sosial dan kehidupan modern yang serba terbuka, banyak ibu yang justru mengalami tekanan sosial baru yang datang dari lingkungan sekitarnya. Salah satu fenomena yang marak terjadi adalah “mom shaming”, sebuah istilah yang menggambarkan bentuk kritik atau penghakiman terhadap cara seorang ibu mengasuh anaknya.
Bahkan, Mom shaming bisa datang dari siapa saja, baik keluarga, teman, bahkan orang asing di internet. Tanpa disadari, tindakan ini dapat memberikan dampak psikologis yang serius pada para ibu, terutama yang baru menjalani peran keibuan.
Lantas, apa pengertian hingga dampak yang terjadi jika seorang Ibu terus menerus mendapatkan “Mom Shaming”?
Pengertian Mom Shaming
Mom shaming adalah tindakan mengkritik, menyindir, atau merendahkan seorang ibu karena pilihan atau gaya pengasuhan yang ia terapkan terhadap anaknya. Bentuknya bisa berupa komentar langsung, sindiran halus, hingga penilaian terbuka di media sosial.
Contoh mom shaming yang umum antara lain:
- Mengkritik ibu yang memilih menyusui atau memberikan susu formula.
- Mengejek ibu karena anaknya belum bisa bicara, jalan, atau membaca di usia tertentu.
- Mengomentari penampilan fisik ibu setelah melahirkan.
- Menilai ibu yang bekerja di luar rumah sebagai “tidak perhatian”.
- Merendahkan ibu rumah tangga karena dianggap “hanya di rumah saja”.
Mengapa Mom Shaming Terjadi?
Fenomena ini biasanya muncul dari perbedaan pandangan, ketidaktahuan, atau bahkan rasa superior dari seseorang yang merasa caranya lebih benar. Di era digital, mom shaming semakin mudah terjadi karena banyak orang merasa bebas berkomentar terhadap kehidupan orang lain, tanpa mempertimbangkan dampaknya.
Dampak Mom Shaming
Mom shaming dapat menimbulkan dampak psikologis yang serius bagi para ibu, seperti:
- Merasa tidak percaya diri dalam mengasuh anak.
- Mengalami stres, cemas, bahkan depresi.
- Merasa tidak dihargai atas perjuangannya sebagai ibu.
- Mengisolasi diri dari lingkungan sosial karena takut dikritik.
Cara Menghadapi Mom Shaming
- Percaya pada diri sendiri: Setiap ibu tahu apa yang terbaik untuk anaknya.
- Saring masukan: Tidak semua nasihat layak didengar, apalagi jika disampaikan dengan cara menyakitkan.
- Fokus pada anak dan keluarga: Pendapat orang luar tidak lebih penting dari kebahagiaan keluarga.
- Bangun komunitas yang suportif: Dukung dan dikelilingi oleh sesama ibu yang saling menguatkan.
Karena menjadi ibu adalah perjalanan yang penuh tantangan dan pengorbanan, tentu setiap ibu punya cara yang berbeda dalam mengasuh anak, dan itu sah-sah saja selama dilakukan dengan cinta dan tanggung jawab. Maka dari itu, berhentilah menghakimi, dan mulailah saling mendukung.
Karena ibu yang bahagia akan membesarkan anak-anak yang bahagia pula. InsyaAllah.
Semoga artikel ini membantu Bunda.
PENULIS: NAFISAH SAMRATUL F.
📱Info Pemesanan Aqiqah Al Hilal 🔽🔽🔽
CS WA Gegerkalong, Cilame 0812 2242 9223
CS WA Cibiru dan Jalan Golf 0877 0034 7724
CS WA Luar Bandung 0811 2233 1008
Aqiqah Al Hilal, Dobel Pahalanya Soleh Anaknya 💚