Kewajiban Orang tua Terhadap Anaknya

Jasa Aqiqah Bandung - Manfaat Aqiqah - Alhilal
Seorang kakek sedang mencukur Rambut Anak yang sedang Aqiqah Di Alhilal

Ajaran agama islam adalah ajaran yang sangat sempurna, Banyak terdapat petunjuk di dalamnya. Salah satunya adalah petunjuk bagaimana anak bersikap kepada orang tua dan bagaimana cara mendidik anak. Apa saja sih kewajiban orang tua terhadap anaknya?. Sedikitnya ada tiga kewajiban orangtua terhadap anak nya, antara lain :

  1. Memberikan Nama yang Baik

Nama bukan hanya sekedar sebagai identitas seseorang, namun nama juga mengandung arti sebagai do’a bagi sipemilik nama tersebut. Kita harus memberi nama yang baik kepada anak kita karena nama yang baik adalah nama yang mengandung arti yang baik.

Sabda Rasulullah SAW. “Pada hari kiamat, kamu semua akan dipanggil sesuai dengan nama-namamu dan nama-nama orang tuamu. Oleh karena itu, perbaikilah namamu.” (HR. Imam Ahmad dan Abu Daud dari Abu Darda).

Nama yang baik bukan saja berguna di dunia, namun akan kita bawa sampai ke alam akhirat. Nama bisa mempengaruhi kejiwaan atau psikologis anak-anak kita kelak setelah dewasa. Nama anak kita bisa mengandung reaksi yang mendengar atau yang membacanya. Jika nama anak kita kurang baik, akan berakibat anak menjadi merasa rendah diri dalam pergaulan, bahkan anak bisa minder, dan parahnya anak kita akan merasa malu dan tidak mau bergaul. Nama anak yang baik juga akan berpengaruh terhadap orang tuanya, pemberian nama yang kurang baik juga akan menjatuhkan nama baik orang tuanya di mata umum.

Rasulullah S.A.W sangat menyukai nama yang baik. Bila memasuki kota yang baru, beliau menanyakan namanya. Bila nama kota itu kurang baik maka digantinya dengan yang lebih baik. Beliau tidak membiarkan nama yang tak pantas dari sesuatu, seseorang, sebuah kota atau suatu daerah. Seseorang yang semula bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat) diganti dengan Jamilah (cantik), Harb diganti dengan Salman (damai), Syi’bul Dhalalah (kelompok sesat) diganti dengan Syi’bul Huda (kelompok yang benar) dan Banu Mughawiyah (keturunan yang menipu) diganti dengan Banu Rusydi (keturunan yang mendapat petunjuk) dan sebagainya (HR. Abu Dawud dan ahli hadits lainAn-Nawawi, Al Azkar: 258)

Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud)

  1. Mendidik dengan Qur’an

Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang tamu lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, “Anakku ini sangat bandel.” tuturnya kesal. Amirul Mukminin berkata, “Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada Allah karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?” Anak yang pintar ini menyela. “Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban memenuhi hak anak?”

Umar ra menjawab, “Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur’an.”

Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, “Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama “Kelelawar Jantan”, sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata, “Kau telah berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu….”

  1. Menikahkannya

Bila sang buah hati telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Do’akan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya, “Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS. An-Nur:32)

Keselamatan iman jauh lebih layak diutamakan daripada kekhawatiran-kekhawatiran yang sering menghantui kita. Rasulullah dalam hal ini bersabda, “Ada tiga perkara yang tidak boleh dilambatkan, yaitu: shalat, apabila tiba waktunya, jenazah apabila sudah datang dan ketiga, seorang perempuan apabila sudah memperoleh (jodohnya) yang cocok.” (HR. Tirmidzi)

Setiap kalian adalah ra’in (seorang penjaga, yang diberi amanah ) dan setiap kalian akan ditanya tentang ra’iyahnya. Imam a’zham (pemimpin negara) yang berkuasa atas manusia adalah ra’in dan ia akan ditanya tentang ra’iyahnya. Seorang lelaki/suami adalah ra’in bagi ahli bait (keluarga)nya dan ia akan ditanya tentang ra’iyahnya. Wanita/istri adalah ra’iyah terhadap ahli bait suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka. Budak seseorang adalah ra’in terhadap harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Ketahuilah setiap kalian adalah ra’in dan setiap kalian akan ditanya tentang ra’iyahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5200, dan Muslim no. 4701)

Ada yang dapat kami bantu?